Fakta Dibalik Masakan Rumah

Ternyata Mempengaruhi Kesehatan dan Kebahagiaan

Di zaman yang serba cepat dan instan ini orang cenderung menyukai hal-hal yang bersifat praktis. Tak terkecuali soal makanan. Kebutuhan hidup setiap hari manusia ini justru yang sering diabaikan. Dampak dari gaya hidup yang serba praktis, orang lebih rela membeli masakan di luar rumah. Kehigienisan dan gizi menjadi nomor sekian karena bagi sebagian banyak orang makanan yang dibeli di luar cukup dengan rasa yang enak dan pelayanan yang cepat. Harga pun terkadang diabaikan. Sangat disayangkan membeli dengan harga yang cukup menguras kantong tanpa mendapat gizi yang baik, bahkan mungkin berbahaya bagi tubuh.

Jika hal tersebut berlangsung terus menerus, apakah bisa menjamin seperti apa kesehatan kita di masa senja kelak? Tumpukan gaya hidup yang tak sehat tersebut secara pelan tapi pasti menurunkan kualitas kesehatan. Jika kesehatan sudah terganggu, sulit rasanya untuk hidup normal dan bahagia.

Tapi belum terlambat, ancaman kurang menyenangkan tersebut dapat teratasi hanya dimulai dari cara sederhana, yaitu mengonsumsi masakan rumah setiap hari. Lantas benarkah masakan rumah begitu penting mempengaruhi kualitas hidup kita? Untuk itu mari kita simak beberapa manfaat memasak masakan rumah berdasarkan penelitian.

Lebih sehat

Lain halnya beli di luar, jika kita memasak sendiri di rumah porsi makanan bisa diatur. Begitu juga komposisinya, misalnya memperbanyak sayuran dan mengurangi lauk pauk yang digoreng. Tentunya pilihan makanan seperti ini membuat kalori terjaga. Dampaknya obesitas pun dapat dihindari.

Selain itu, makanan yang biasa dijual di luar rumah terkadang terasa lebih sedap bukan karena bahan yang digunakan, tapi kandungan penyedap/ MSG cenderung lebih banyak. Padahal penggunaan MSG berlebih dapat menyebabkan kegemukan, kerusakan otak, dan memperlambat kecerdasan anak.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine juga menyebut partisipan yang rutin makan masakan rumah cenderung memiliki pola makan lebih sehat, yaitu lebih rendah kalori, gula dan lemak.

Masakan Rumah Lebih Enak

Ada ungkapan yang menyebutkan “masakan ibu selalu nomor satu”. Yang dimaksud masakan ibu di sini adalah identik dengan masakan rumahan, masakan yang dibuat di rumah. Ternyata paradigma semacam ini pernah dibuktikan oleh perusahaan makanan beku, Birds Eye, yang bertempat di kawasan Middlesex County. Mereka melakukan penelitian tentang kebiasaan kita saat menikmati makanan.

Dua grup diuji. Grup pertama mendapatkan masakan khas Natal dengan nuansa rumah yang didekorasi dan disampaikan bahwa masakan tersebut dibuat oleh koki spesial dengan resep ala rumahan. Grup kedua dihidangkan masakan yang sama persis. Bedanya nuansa tempat makan dibuat seadanya dan tidak ada info siapa yang telah memasak.

Hasil penilaian mereka berdasarkan rasa, aroma, dan suasana menunjukkan grup pertama memiliki skor yang lebih tinggi daripada grup kedua. Jadi, ini menunjukkan bukan hanya bualan saja ya jika masakan rumah memang lebih enak.

Memasak Membuat Hubungan Keluarga Harmonis

Dokter asal Amerika Mark Hyman, MD dalam tulisan How Eating at Home Can Save Your Life yang dimuat dalam Huffingtonpost, menyebutkan riset bahwa anak yang punya kebiasaan makan di rumah dengan keluarga memiliki hubungan yang baik dengan orangtuanya, nilai akademik lebih memuaskan, serta jauh dari problem. Anak-anak ini 42% tidak minuman keras, 50% tidak merokok, serta 66% tidak terperosok narkoba. Jadi makan di rumah dengan keluarga ternyata memberikan dampak baik bagi tumbuh kembang anak.
Nah, untuk lebih menumbuhkan hubungan harmonis, perlu Anda coba juga dengan memasak bersama. Kegiatan ini merupakan aktivitas ringan yang bisa dilakukan semua anggota keluarga, bukan hanya ibu dan dan anak perempuan, tapi bisa juga dilakukan oleh ayah atau anggota keluarga lainnya. Komunikasi dan interaksi yang terbentuk di dapur dan meja makan memang cukup ampuh menumbuhkan keakraban antar penghuni rumah.

Tapi yang sering membuat bingung adalah menu apa yang cocok dimasak bersama-sama anggota keluarga tanpa ribet. Karena keribetean di dapur malah dikhawatirkan menjadi rasa enggan untuk mengolahnya. Untuk itu, Anda bisa simak resep yang pas untuk keluarga berikut ini.

FRITTATA MI BAYAM TOMAT

Bahan
Mi Urai Original 1 bungkus, rebus hingga lunak
Olive oil/ minyak goreng 2 sdm
Bayam 1 ikat, siangi
Bawang bombai ukuran sedang 1 buah, cincang
Tomat 2 buah, potong melingkar setebal 1/2 cm
Telur ayam 7 butir
Putih telur 4 butir
Merica bubuk ¼ sdt
Keju feta/ cheddar parut 100 gram

Cara Memasak

  1. Tumis bawang bombai hingga layu, masukkan bayam. Aduk hingga bayam layu. Angkat dan sisihkan.
  2. Campur semua telur dan setengah bagian keju, kocok lepas. Masukkan tumisan bayam, bawang bombai, merica, dan Mi Urai, ratakan.
  3. Tuang dalam pan dadar anti lengket, taburi dengan sisa keju. Tata bulatan tomat di atasnya.
  4. Masak di atas api sedang sambil ditutup hingga matang. Bakar sebentar bagian atas dengan torch, angkat.
  5. Sajikan.

Untuk 12 potong

MI UDANG WARNA-WARNI

Bahan
Mi Urai Pipih 1 bungkus, rebus hingga lunak
Bawang putih 3 siung, cincang
Margarin 3 sdm
Paprika merah ½ buah, potong kotak
Paprika hijau ½ buah, potong kotak
Bawang bombay 1 buah, potong kotak
Saus tiram 1 sdm
Saus sambal 2 sdm
Saus tomat 2 sdm
Gula pasir dan garam secukupnya
Udang kupas ukuran sedang 200 gram, lumuri dengan air jeruk nipis

Cara Membuat

  1. Tumis bawang putih dengan margarin hingga kecoklatan.
  2. Masukkan semua paprika dan bawang bombay, tumis hingga layu.
  3. Masukkan semua saus, gula dan garam. Aduk rata.
  4. Masukkan udang, aduk hingga berubah warna, masukkan Mi Urai, ratakan. Angkat dan sajikan.

Untuk 2 porsi

Tak terasa sebentar lagi sudah bulan puasa. Salah satu momen Ramadan yang selalu ditunggu adalah meriahnya bagi-bagi takjil. Takjil sendiri sebenarnya adalah sebuah kosakata yang berasal dari Arab dengan makna “menyegerakan”. Dalam pengertian ini, maka takjil diartikan sebagai menyegerakan berbuka puasa. Karena dalam Islam, menyegerakan berbuka puasa adalah sebuah anjuran. Setelah mengalami perkembangan, takjil bergeser makna menjadi makanan yang biasa disajikan sebagai kudapan pembuka buka puasa.

Di Indonesia kita sudah akrab sekali dengan menu-menu takjil yang biasa disajikan seperti kolak pisang, es dawet, es buah, gorengan, dan jajanan pasar. Lantas bagaimana ya dengan takjil di belahan bumi lainnya? Sebut saja beberapa negara dengan penduduk mayoritas Islam di bawah ini. Yuk, kita intip takjil kesukaan mereka.

1. Gullac, Turki
Terbuat dari lembaran pastry kering tipis serta lembut yang direndam dengan susu hangat. Kemudian, pastry ini disusun dan diberi taburan kacang walnut yang telah dicincang. Tak lupa disiram dengan air mawar atau sirup mawar untuk menambah aroma segar.

(foto:pinterest.com)

2. Ais Kacang, Malaysia
Serutan es yang ditata menjulang tinggi dipadu sirup warna-warni, cincau, mutiara, susu, krim jagung, dan tak lupa kacang merahnya yang selalu jadi ciri khas.

(foto:pinterest.com)

3. Hyderabadi Haleem, India
Bahan yang digunakan dalam menu ini antara lain gandum, daging, dan rempah-rempah yang dihaluskan menjadi satu. Tekstur yang dihasilkan seperti layaknya pasta kental atau bubur.

(foto:pinterest.com)

4. Sawine, Yordania
Makanan manis yang dibuat dari susu dan bihun atau mi yang dibumbui dengan jahe, kayu manis, dan bumbu aromatik lainnya. Lebih enak jika disantap dalam keadaan hangat.

(foto:pinterest.com)

5. Piyaju, Bangladesh
Dari bahan kacang-kacangan, bawang dan cabai cincang, serta bumbu lainnya yang diolah, lalu digoreng. Sekilas seperti gorengan yang biasanya sering kita konsumsi.

foto:pinterest.com

6. Medames, Mesir
Terbuat dari rebusan kacang, minyak, bawang putih dan air lemon. Medames dapat dinikmati dengan berbagai tambahan seperti mentega, saus tomat, telur dan pastrami. Bisa juga dimakan bersamaan dengan roti.

(foto:thishealthytable.com)

Wah ternyata takjil mereka nampaknya juga sedap-sedap sekali, ya. Takjil yang baik dikonsumsi saat berbuka bukan hanya karena sedapnya saja tapi juga harus memenuhi syarat gizi yang sesuai. Sebab jika diolah dan dikonsumsi asal-asalan, risikonya Anda bisa mudah naik berat badan. Takjil yang minim nutrisi sebaiknya juga dihindari karena asupan seperti itu akan membuat kalori di dalam tubuh menumpuk. Padahal setelah berpuasa seharian tentu kita perlu memasukkan kembali nutrisi-nutrisi yang hilang.

Untuk itu Mi Burung Dara selalu punya solusi memenuhi takjil bergizi Anda. Dua resep takjil berikut selain sedap, juga syarat gizi. Kandungan protein tinggi dalam Mi Burung Dara dan Mi Urai sangat baik mengembalikan nutrisi yang hilang selama hampir seharian menahan lapar. Selain itu Mi Burung Dara juga rendah lemak dan tanpa bahan pengawet. Jadi tak khawatir lagi bahaya kolesterol dan bahaya pengawet dalam tubuh kita.

Marhaban Ya Ramadhan, bulan suci yang dinanti telah tiba, saatnya bagi kita untuk  mendekatkan diri kepada–NYA, dengan memperbanyak amal ibadah  serta menjauhi  segala keburukan.  Di bulan yang penuh kebaikan ini, izinkan kami segenap keluarga besar Mi Burung Dara, mengucapkan  selamat menunaikan ibadah puasa bagi  seluruh masyarakat Indonesia yang sedang menjalankan.

Dan berikut Jadwal Imsakiyah  beberapa daerah yang dapat anda unduh.

Sabtu (5/5/2018), Surabaya Convention Center telah dipadati oleh puluhan chef dari berbagai daerah di Indonesia sejak pukul 08.00 WIB. Mereka telah bersiap melakukan proses registrasi guna mengikuti kompetisi chef bertemakan “The Art of Indonesian Fusion with Mi Burung Dara”. Terminologi Fusion sendiri merupakan peleburan rasa untuk menghasilkan cita rasa yang lebih inovatif dan modern, pada umumnya perpaduan ini sering ditemukan pada olahan makanan Timur dan barat. Tentunya dengan mengangkat tema tersebut, Mi Burung Dara memiliki harapan besar agar olahan kuliner Indonesia dapat diolah secara “apik” dan diakui di tingkat internasional.

Perlombaan ini menjadi salah satu rangkaian acara besar Indonesian Chef Expo (ICE) 2018 dan melibatkan para chef profesional dari sejumlah hotel dan restoran di seluruh Indonesia. Para chef turut ditantang untuk menyajikan olahan Mi Burung Dara dengan kreasi cita rasa Indonesia.

Acara ini dimulai dengan “Breakfast with Mi Burung Dara” yang diikuti oleh para peserta kompetisi. Para chef mendapat kesempatan untuk mendengarkan penjelasan seputar produk yang disampaikan oleh Chef Ambassador Mi Burung Dara, Chef Elisa dan Head of Modern Market Mi Burung Dara, Bapak Calvin. Sesi ini berlangsung cukup interaktif, karena para peserta mendapatkan kesempatan untuk melakukan tanya jawab. Dalam kesempatan ini, pihak Mi Burung Dara juga menyajikan menu spesial “Mi Goreng Rendang” yang membuat suasana pagi itu semakin “nendang”.

Sejalan dengan tagline Mi Urai, “Uraikan Kekayaan Kuliner”, Mi Burung Dara berupaya mengangkat kekayaan kuliner nusantara yang beraneka ragam melalui kreasi olahan Mi Urai bercitarasa khas bumbu dari resep – resep Indonesia. Tema tersebut diusung agar para pengunjung terus mengapresiasi kekayaan kuliner Indonesia dan mendapat gambaran bahwa untuk mengolah mi dapat divariasikan menjadi berbagai hidangan yang siap bersaing di level internasional.

Aksi para chefpun dibuktikan esok harinya melalui kompetisi Mi Burung Dara yang dimulai pada 12.00 WIB. Sebanyak 33 peserta, membuktikan keahliannya dalam mengolah Mi Urai. Tekstur Mi yang cukup lembut, kenyal, serta terurai menjadikan ragam bumbu yang digunakan para peserta mudah terserap dalam masakan, sehingga semua jenis racikan Nusantara, Asia, maupun Barat dapat dengan mudah dikombinasikan menghasilkan cita rasa baru yang lebih istimewa.

Keseruan lain yang muncul dalam kompetisi ini ditandai dengan teknik menghias sajian makanan yang dihadirkan oleh para peserta, mulai dari bentuk sushi, hingga plating mewah khas hidangan berkelas internasional namun tetap bercita rasa lokal.

Pada akhirnya, nama chef Didik Yudianto dari hotel Mercure Grand Mirama hadir sebagai juara pertama dalam kompetisi ini. Posisi kedua ditempati oleh Chef Ade Hanipa dari Chef Store Indonesia, dan Chef Wahyu Prawoto dari Hotel Royal Trawas & Cottage. Selain para juara utama, Mi Burung Dara turut mengapresiasi peserta lain melalui juara favorit , diantaranya: Juara Favorit I, Chef Hari Minantyo, dari Culinary Bussiness Universitas Ciputra Surabaya, Juara Favorit II, Ahmad Sugiarto, dari Hotel Club Bunga dan juara favorit III diraih oleh Chef Chevy dari Warung Joglo Surabaya.

Selain antusiasme para peserta “chef competition”, pengunjung Indonesian Chef Expo (ICE) 2018 berbondong – bondong menyerbu booth Kreasi Mi Burung Dara. Lima kreasi Mi Burung Dara hadir secara eksklusif di event ini. Booth ini menawarkan lima jenis rasa berbeda, yaitu, olahan bumbu – bumbu Rendang, Teriyaki, Gangnam, Cheese, dan kreasi yang menjadi primadona selama event, sambal Pecut. Daya Tarik lain yang dihadirkan oleh menu istimewa Mi Burung Dara ini adalah, kebebasan pengunjung untuk memilih topping kriuk, kremes, chicken pop dan telur. Booth yang telah berdiri sejak hari Jumat (4/5/2018) tidak hanya ramai dikunjungi orang umum namun sejumlah chef ikut dibuat penasaran terhadap kreasi milik Mi Burung Dara tersebut.

Dengan berakhirnya Indonesian Chef Expo, Mi Burung Dara dan Mi Urai sebagai pihak sponsor terus berkomitmen untuk mempromosikan resep kuliner Nusantara dan berpatisipasi di event – event serupa.